Sabtu, 28 Juni 2008

Studi tentang pemotongan sapi betina dan persentase karkas di RPH Kabupaten Tulungagung

adapun tujuan penelitian ini adalah untuk ( 1 ) . Mengetahui komposisi pemotongan sapi menurut bangsa, umur , dan jenis kelamin di rumah potong hewan ( RPH ) ; ( 2) . Mengetahui beberapa perbandingan ( % ) antara sapiSTUDY of COW SLAUGHTERING and CARCASS PERCENTAGE at SLAUGHTER HOUSE in TULUNGAGUNG REGENCY STUDI TENTANG PEMOTONGAN SAPI BETINA DAN PERSENTASE KARKAS DI RPH KABUPATEN TULUNGAGUNG. Soekotjo (P), Bambang Soejosepoetro (P) dan Puguh Surjowardojo (P). Dalam rangka peningkatan populasi dan pengembangan sapi potong maka dibuatlah suatu Undang-Undang, Peraturan-Peraturan maupun program-program yang mengarah ketujuan tersebut. Undang-Undang tersebut seperti tertuang dalam Staadblad No. 614 pasal tahun 1936, yang diperkuat lagi dengan instruksi bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 18 tahun 1978, No. 05/Ins/Um/3/1979 tertanggal 5 Juli 1979 serta Surat Keputusan Direktur Jendral Peternakan No. 509/Kpts/DJP/ Deptan/1981 yang pada intinya adalah larangan menyembelih atau menyuruh menyembelih hewan betina yang masih produktif beserta perkecualiannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1). Mengetahui komposisi pemotongan sapi menurut bangsa, umur, dan jenis kelamin di Rumah Potong Hewan (RPH); (2). Mengetahui berapa perbandingan ( % ) antara sapi betina dan betina umur produktif yang terpotong di RPH; dan (3). Mengetahui berat hidup dan persentase karkas berdasarkan jenis kelamin dan bangsa sapi. Materi penelitian sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung sebanyak 309 ekor. Metode penelitian adalah survey. Observasi langsung di lapang dilakukan untuk mengetahui jumlah sapi betina produktif dan persentase karkas dari sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung. Sedang untuk Data sekunder berupa keadaan umum wilayah diperoleh dari Instansi yang terkait. Adapun data yang diperoleh dinalisis secara deskriptif (Natzir, 1985). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sapi yang dipotong sebanyak 309 ekor dan 32,04 % sapi jantan (umur 2-7 tahun) sedang 67,96 % sapi betina (umur 2,5-7 tahun); perbandingan antara.betina produktif dengan sapi betina yang dipotong sebesar 23,69 % (50 ekor); rataan berat potong sapi betina sebesar 285,36 ± 17,29 kg dan berat karkasnya 134,32 ± 6,86 kg serta persentase karkas sebesar 47,07 Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Tulungagung masih terdapat pemotongan sapi betina produktif sebanyak 23,69 % dan persentase karkas sebesar 47,07 %. (Nomor Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian 32/x-6/Pro.OP IV.3/96). betina dan betina umur produktif yang terpotong di RPH; dan ( # ). Mengetahui berat hidup dan persentase karkas berdasrkan jenis kelamin dan bangsa sapi. Mater penelitian sapi yang dipotong di RPH Kabupate Tulungagung sebanyak 309 ekor. Metode penelitian adalah survey. Observasi langsung di lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah sapi betina produktif dan persentase karkas dari sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung. Sedang untuk Data sekender berupa keadaan umum wilayah diperoleh dari instansi terkait. Adapun data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif [Natzir, 1985]. Hasil dari penelitian ini adalah sapi yang dipotong sebanyak 309 ekor dan 32,04 % sapi jantan [umur 2 - 7 tahun] sedang 67,96 % sapi betina [umur 2, 5 - 7 tahun]; perbandingan antara sebesar 23,69 % [50 ekor]; rataan berat potong sapi betina sebesar 285,36 [17,29 kg], berat karkasnya 134,32 [6,86 kg], serta persentase karkas sebesar 47,07 %. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Tulungagung masih terdapat pemotongan sapi betina produksi sebanyak 23,69 % dan persentase karkas sebesar 47,07 %. --wm12/20/00--Deskripsi Alternatif :adapun tujuan penelitian ini adalah untuk ( 1 ) . Mengetahui komposisi pemotongan sapi menurut bangsa, umur , dan jenis kelamin di rumah potong hewan ( RPH ) ; ( 2) . Mengetahui beberapa perbandingan ( % ) antara sapiSTUDY of COW SLAUGHTERING and CARCASS PERCENTAGE at SLAUGHTER HOUSE in TULUNGAGUNG REGENCY STUDI TENTANG PEMOTONGAN SAPI BETINA DAN PERSENTASE KARKAS DI RPH KABUPATEN TULUNGAGUNG. Soekotjo (P), Bambang Soejosepoetro (P) dan Puguh Surjowardojo (P). Dalam rangka peningkatan populasi dan pengembangan sapi potong maka dibuatlah suatu Undang-Undang, Peraturan-Peraturan maupun program-program yang mengarah ketujuan tersebut. Undang-Undang tersebut seperti tertuang dalam Staadblad No. 614 pasal tahun 1936, yang diperkuat lagi dengan instruksi bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 18 tahun 1978, No. 05/Ins/Um/3/1979 tertanggal 5 Juli 1979 serta Surat Keputusan Direktur Jendral Peternakan No. 509/Kpts/DJP/ Deptan/1981 yang pada intinya adalah larangan menyembelih atau menyuruh menyembelih hewan betina yang masih produktif beserta perkecualiannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1). Mengetahui komposisi pemotongan sapi menurut bangsa, umur, dan jenis kelamin di Rumah Potong Hewan (RPH); (2). Mengetahui berapa perbandingan ( % ) antara sapi betina dan betina umur produktif yang terpotong di RPH; dan (3). Mengetahui berat hidup dan persentase karkas berdasarkan jenis kelamin dan bangsa sapi. Materi penelitian sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung sebanyak 309 ekor. Metode penelitian adalah survey. Observasi langsung di lapang dilakukan untuk mengetahui jumlah sapi betina produktif dan persentase karkas dari sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung. Sedang untuk Data sekunder berupa keadaan umum wilayah diperoleh dari Instansi yang terkait. Adapun data yang diperoleh dinalisis secara deskriptif (Natzir, 1985). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sapi yang dipotong sebanyak 309 ekor dan 32,04 % sapi jantan (umur 2-7 tahun) sedang 67,96 % sapi betina (umur 2,5-7 tahun); perbandingan antara.betina produktif dengan sapi betina yang dipotong sebesar 23,69 % (50 ekor); rataan berat potong sapi betina sebesar 285,36 ± 17,29 kg dan berat karkasnya 134,32 ± 6,86 kg serta persentase karkas sebesar 47,07 Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Tulungagung masih terdapat pemotongan sapi betina produktif sebanyak 23,69 % dan persentase karkas sebesar 47,07 %. (Nomor Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian 32/x-6/Pro.OP IV.3/96). betina dan betina umur produktif yang terpotong di RPH; dan ( # ). Mengetahui berat hidup dan persentase karkas berdasrkan jenis kelamin dan bangsa sapi. Mater penelitian sapi yang dipotong di RPH Kabupate Tulungagung sebanyak 309 ekor. Metode penelitian adalah survey. Observasi langsung di lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah sapi betina produktif dan persentase karkas dari sapi yang dipotong di RPH Kabupaten Tulungagung. Sedang untuk Data sekender berupa keadaan umum wilayah diperoleh dari instansi terkait. Adapun data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif [Natzir, 1985]. Hasil dari penelitian ini adalah sapi yang dipotong sebanyak 309 ekor dan 32,04 % sapi jantan [umur 2 - 7 tahun] sedang 67,96 % sapi betina [umur 2, 5 - 7 tahun]; perbandingan antara sebesar 23,69 % [50 ekor]; rataan berat potong sapi betina sebesar 285,36 [17,29 kg], berat karkasnya 134,32 [6,86 kg], serta persentase karkas sebesar 47,07 %. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Tulungagung masih terdapat pemotongan sapi betina produksi sebanyak 23,69 % dan persentase karkas sebesar 47,07 %. --wm12/20/00--

Tidak ada komentar: